Padang — Program Studi D4 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (PJSIG) Sekolah Vokasi Universitas Negeri Padang (UNP) kembali menorehkan kiprah nyata di dunia industri melalui program magang industri vokasi. Mahasiswa yang mengikuti program magang ini adalah Alhafiz Ibnu Azm (22349009), Muhammad Fathan Nabil (23449079), Ibrahim Rivalzi (22349032), Muhammad Purnama Haikal (22349043), dan Febryo Zul Arzak (22349027). Mereka telah lolos seleksi internal untuk mewakili Prodi D4 PJSIG UNP dalam kerja sama strategis dengan PTPN IV Regional IV Jambi. Pada Senin (28/4), sebanyak lima orang mahasiswa PJSIG resmi diserahkan ke PT Perkebunan Nusantara IV Regional IV Jambi untuk melaksanakan magang selama empat bulan penuh.
Serah terima mahasiswa magang dilakukan oleh Koordinator Prodi D4 PJSIG UNP, Dian Adhetya Arief, S.Si., M.Si., dan diterima langsung oleh Immawati Wahyuni, Kepala Sub Bagian Pengembangan SDM & Talenta PTPN IV. Penempatan mahasiswa direncanakan di area Kebun Solok Selatan Durian Luncuk, Rimbo Dua, dan Bukit Kausar, berdasarkan surat resmi dari PTPN IV Regional IV Jambi Nomor 4SDM/X/01/IV/2025 tertanggal 22 April 2025.
Direktur Sekolah Vokasi UNP, Dr. Yudi Antomi, M.Si, menyambut baik terselenggaranya program magang ini sebagai wujud konkret sinergi antara dunia pendidikan vokasi dan dunia industri. "Program semacam ini merupakan bagian penting dalam membangun ekosistem link and match antara kampus dan dunia usaha serta dunia industri (DUDIKA). Kolaborasi seperti ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga mempercepat adaptasi lulusan terhadap dinamika industri modern," ungkap beliau.
Fokus kegiatan magang dirancang berjenjang dan terstruktur, dimulai dari persiapan lapangan di area perkebunan, instalasi titik kontrol lapangan (Ground Control Point dan Independent Check Point), serta pemetaan akuisisi data spasial menggunakan UAV (drone). Data hasil akuisisi kemudian diproses menjadi orthomosaic beresolusi tinggi untuk keseluruhan lahan sawit. Setelah tahap pembuatan orthomosaic dan uji akurasi spasial, mahasiswa melanjutkan ke proses recognisi obyek pokok sawit secara otomatis berbasis teknologi machine learning (ML) dan deep learning (DL), mendukung otomasi deteksi objek spasial secara presisi.
"Magang ini menjadi bagian nyata dari upaya link and match antara dunia pendidikan vokasi dengan kebutuhan nyata industri. Mahasiswa PJSIG UNP dibekali kompetensi teknis yang relevan dengan tuntutan lapangan, mulai dari akuisisi citra, pengolahan data geospasial, pemanfaatan UAV untuk produktivitas lahan, serta integrasi pengukuran GCP dan ICP untuk meningkatkan akurasi spasial," ujar Dian Adhetya Arief.
Kepala Laboratorium Aerial Survey & Geospatial Computing UNP, Dedy Fitriawan, M.Si., juga menegaskan dukungan penuh laboratorium dalam menyiapkan mahasiswa menghadapi kebutuhan dunia industri. "Melalui penguatan pelatihan UAV, pengolahan citra digital, GNSS darat dan udara, hingga penerapan machine learning dan deep learning untuk geospasial, laboratorium kami memastikan mahasiswa memiliki kesiapan teknologi sesuai tuntutan DUDIKA yang terus berkembang," paparnya.
Pengelola Magang Prodi D4 PJSIG UNP, Wikan Jaya Prihantarto, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa program ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan teknis mahasiswa, tetapi juga memperkuat jaringan kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia industri. "Melalui magang ini, mahasiswa akan memahami langsung standar operasional industri, memperdalam keterampilan teknis di lapangan, sekaligus memperkaya portofolio mereka untuk dunia kerja. Bagi prodi dan lembaga, kerja sama ini menjadi aset strategis dalam memperluas jejaring, relevansi kurikulum, serta memperkuat posisi pendidikan vokasi UNP dalam kancah nasional," ujarnya.
Mahasiswa D4 PJSIG yang hari ini memulai langkah magangnya adalah bagian dari gambaran masa depan pendidikan vokasi geospasial yang kian berperan strategis. Di tengah meningkatnya kebutuhan global akan data spasial yang presisi, keahlian ini tidak hanya membuka prospek karier individu, tetapi juga memperkokoh reputasi institusi di tingkat nasional dan internasional. Agar gerak langkah ini tetap terjaga dan berkembang, diperlukan ekosistem yang mendukung—sebuah sinergi berkelanjutan untuk memperkuat infrastruktur, memperbarui teknologi, dan merawat semangat inovasi. Dalam dinamika yang terus berubah, keberhasilan vokasi geospasial tak hanya ditentukan oleh upaya di lapangan, tetapi juga oleh ketepatan visi semua pihak yang peduli pada masa depan pendidikan aplikatif yang berdaya saing.(df)